Jenis-jenis logam untuk perhiasan
1. STERLING SILVER, FINE SILVER, ARGENTUM SILVER dan GERMAN SILVER
PERAK atau SILVER, jaman dahulu dikenal sebagai ARGENTUM. Percaya atau tidak, suatu masa di jaman kuno dulu perak pernah dinilai lebih berharga daripada emas, karena lebih jarang ditemukan. Sifat perak murni sama dengan emas murni, yaitu terlalu lunak untuk langsung dipergunakan, oleh sebab itu perlu dicampur terlebih dahulu dengan logam lain (dibuat alloy). Biasanya, logam yang menjadi pilihan untuk mencampurnya adalah COPPER (tembaga) karena sifatnya yang dapat mengeraskan perak tanpa mempengaruhi karakteristik kilau perak.
a. STERLING SILVER
merupakan alloy yang paling umum digunakan dalam pembuatan perhiasan. Terbuat dari Perak murni seberat 92.5% yang dicampur dengan logam lain seberat 7.5% (biasanya Tembaga) atau disebut mempunyai millesimal fineness 925. Untuk membuat 100 gram kawat Perak, biasanya saya membeli bijih perak murni yang kemudian dicampur Tembaga dengan perbandingan 98 gram Perak + 2 gram Tembaga sehingga menjadi Perak berkadar millesimal fineness 980.
b. FINE SILVER atau disebut juga PURE SILVER (Perak Murni)
mempunyai kadar Perak 99,9%. Perlu saya tegaskan bahwa tidak ada yang namanya Perak Murni 100% karena pasti ada jejak-jejak ketidakmurnian yang berasal dari logam lain yang tidak mungkin bisa dihilangkan. Dengan demikian FINE SILVER merupakan jenis Perak terbaik dengan kadar millesimal fineness 999. Biasanya dijual dalam bentuk Perak batangan dan jarang dipergunakan untuk membuat perhiasan karena terlalu lunak.
c. ARGENTUM SILVER
merupakan alloy Perak modern yang terbuat dari campuran (92.5% Perak) dengan (7.5% Tembaga + Metalloid Germanium). Pengurangan kadar Tembaga dengan mencampurkan Metalloid Germanium membuat jenis perak ini lebih tahan terhadap tarnish. Argentum Silver dianggap tetap tergolong ke dalam Sterling Silver karena kadar Peraknya tetap 92.5%.
d. GERMAN SILVER atau NICKEL SILVER
sebetulnya merupakan istilah yang menyesatkan konsumen karena sama sekali tidak mengandung SILVER. German silver adalah alloy campuran COPPER, ZINC dan NICKEL. Nama lain yang mirip adalah ALPACA, yang sama dengan german silver namun mengandung tambahan logam TIN. Nama lain yang juga menyesatkan adalah TIBETAN SILVER, yang mana biasanya juga tidak mengandung silver sama sekali. Tentang tibetan silver baca di Wiki: Tibetan Silver.
Perawatan perhiasan Perak: Seiring waktu dan penggunaan sehari-hari, perhiasan perak dapat berubah menjadi kehitaman (untuk perhiasan perak yang non oksidasi) dan hilang kilaunya. Sebetulnya untuk perhiasan perak semakin sering dipakai semakin baik, asal dijauhkan dari bahan-bahan kimia semisal Bayclin. Namun demikian sulphur di lingkungan kita juga dapat membuat perhiasan perak menjadi kehitaman. Perhiasan perak dapat dicuci dengan air sabun hangat dan digosok dengan sikat gigi halus. Saat tidak dipergunakan, simpan perhiasan perak terbungkus kain atau masukkan ke dalam kotaknya. Sesekali bersihkan menggunakan kain polish atau cairan pembersih perak.
2. GOLD FILLED dan GOLD PLATED
a. GOLD FILLED berbeda dengan GOLD PLATED.
Pengertian GOLD FILLED yaitu terbuat dari logam (biasanya alloy Brass/Kuningan) sebagai core atau inti yang kemudian di “bonded/fused/welded” dengan Emas (biasanya berkadar 10 karat – 18 karat). Jadi emas seolah-olah menyatu dengan logam intinya, bukan sekedar melapisinya seperti sebuah lapisan tipis seperti pada GOLD PLATED. Di Amerika, label GOLD FILLED dan diikuti kadar karatnya (misal 14K GF) harus sudah memenuhi standar peraturan yang ditetapkan oleh Federal Trade Commission (FTC). GOLD FILLED jauh lebih baik dibandingkan GOLD PLATED karena mengandung lebih banyak emas (100 kali sampai 100.000 kali lebih tebal emasnya dibanding GOLD PLATED) dan tidak mengelupas saat ditekuk atau di pukul dengan palu. Dengan pemakaian normal dia juga tahan bertahun-tahun tidak akan mengalami tarnish, dan biasanya dapat dipakai oleh orang-orang yang berkulit sensitif yang mudah alergi terhadap logam non Emas.
b. GOLD PLATED
Terbuat dari logam semisal Tembaga dan Perak yang diberi lapisan tipis emas melalui proses electroplating. Lapisan emasnya lebih mudah luntur dibandingkan GOLD FILLED dan harganya juga lebih murah.
Perawatan perhiasan GOLD FILLED: Jika dirawat dengan baik maka perhiasan GOLD FILLED bisa bertahan for a life time. Sama halnya dengan cara merawat perhiasan perak, jauhkan perhiasan GOLD FILLED dari bahan-bahan kimia semisal Bayclin, dll. Pembersihannya bisa dengan menggunakan air sabun hangat atau kain polish, atau dibersihkan di toko emas langganan. Jangan digosok terlalu keras saat pembersihan.
3. COPPER
Copper atau Tembaga merupakan jenis logam tertua yang dipergunakan oleh manusia yang hingga sekarang masih luas dipergunakan. Tembaga merupakan penghantar panas dan listrik yang sangat baik. Tembaga mudah dibentuk, dikombinasikan dengan berbagai elemen lain dan diolah menjadi bermacam-macam alloy. Aslinya, tembaga yang terkena udara lembab atau sering dipakai setelah beberapa waktu akan berubah warna menjadi kehijauan. Jaman dulu, lapisan kehijauan pada Tembaga ini disebut VERDIGRIS, asal katanya dari “VERT-DE-GRICE” sebuah frase bahasa Perancis kuno yang berarti “Green of Greece”. Untuk perhiasan, setelah beberapa lama perhiasan Tembaga akan menjadi suram dan mungkin akan meninggalkan jejak warna kehijauan pada kulit. Perhiasan-perhiasan tembaga yang saya buat biasanya sudah saya oksidasi menjadi antik kehitaman, atau saya patina (warnai) menjadi bermacam-macam warna kemudian masih dilapis lagi dengan wax khusus yang biasa dipergunakan oleh museum sehingga lebih tahan lama.
Perawatan perhiasan Tembaga: Apabila setelah sekian lama perhiasan tembaga anda mulai suram maka untuk membuatnya kemilau kembali dapat menggunakan cairan pemoles tembaga atau cukup direndam selama beberapa saat menggunakan bahan asam semisal cairan jeruk atau saos tomat. Untuk bagian-bagian yang berlekuk atau terdapat gulungan kawat, bersihkan dengan digosok sikat gigi halus kemudian bilas air hingga bersih. Apabila terdapat batu-batu atau gemstones pada perhiasan Tembaga, usahakan tidak terkena cairan asam. Saat sedang tidak dipakai bersihkan perhiasan tembaga dengan lap lembut dan simpan rapat di dalam plastik atau kotaknya.
wax_tembaga_kuningan
wax yg biasa dipergunakan oleh museum untuk melindungi permukaan lukisan, patung, kertas bersejarah, dll.
4. Kawat BRASS
BRASS atau Kuningan merupakan alloy yang terbuat dari campuran Tembaga dengan Zinc. BRONZE berbeda dengan BRASS, yaitu terbuat dari campuran 10-20% Tin dengan Tembaga. Sama dengan perhiasan Tembaga, perhiasan BRASS setelah beberapa lama dapat berubah warna (tarnish). Perhiasan-perhiasan kuningan yang saya buat biasanya sudah saya oksidasi menjadi antik kehitaman, atau saya patina (warnai) menjadi bermacam-macam warna kemudian masih dilapis lagi dengan wax khusus yang biasa dipergunakan oleh museum sehingga lebih tahan lama.
Perawatan perhiasan Kuningan: Apabila setelah sekian lama perhiasan kuningan anda mulai suram maka untuk membuatnya kemilau kembali dapat menggunakan cairan pemoles kuningan atau cukup direndam selama beberapa saat menggunakan bahan asam semisal cairan jeruk atau saos tomat. Untuk bagian-bagian yang berlekuk atau terdapat gulungan kawat, bersihkan dengan digosok sikat gigi halus kemudian bilas air hingga bersih. Apabila terdapat batu-batu atau gemstones pada perhiasan kuningan, usahakan tidak terkena cairan asam. Saat sedang tidak dipakai bersihkan perhiasan kuningan dengan lap lembut dan simpan rapat di dalam plastik atau kotaknya.
5. STAINLESS STEEL, MONEL dan SURGICAL/DENTAL
a. STAINLESS STEEL
merupakan alloy campuran Chromium (sedikitnya 10.5% atau biasanya 18%), Nickel (8%), Carbon (max 0.08%) dan logam-logam lain. Jenis logam Stainless steel yang sering kita jumpai sehari-hari di rumah tangga adalah Stainless steel 304 yang tahan terhadap bahan-bahan asam penyebab oksidasi maupun bahan-bahan penyebab korosi biasa. Pada kondisi tertentu, stainless steel 304 dapat mengalami TARNISH. Nah untuk kondisi-kondisi yang menginginkan daya tahan korosi lebih tinggi biasanya mempergunakan stainless steel 316 yang lebih tahan terhadap korosi dibandingkan stainless steel 304. Pada stainless steel 316 ditambahkan Molybdenum (3%) dan kadar Nickel-nya juga dinaikkan (10-14%) sehingga lebih tahan terhadap bahan-bahan kimia industri yang korosif. Untuk perhiasan biasanya yang dipergunakan adalah jenis stainless steel 316, namun perhatikan untuk orang yg sensitif terhadap Nickel sebaiknya menggunakan yang jenis grade seri 400.
Akan panjang pembahasannya jika kita akan mengulas jenis-jenis stainless steel yang sangat banyak, namun secara umum dikenal jenis stainless steel 18/8, 18/10 dan 18/0. Angka pertama menunjukkan kadar Chromium, angka kedua menunjukkan kadar Nickel. Semakin tinggi angkanya, semakin tahan terhadap korosi. Jenis 18/8 (mengandung 18% Chromium dan 8% Nickel) serta jenis 18/10 (mengandung 18% Chromium dan 10% Nickel) masuk dalam kategori grade “stainless steel seri 300″ yang bersifat non magnetik. Jenis 18/0 (mengandung 18% Chromium dan tidak mengandung Nickel) masuk dalam kategori grade “stainless steel seri 400″ yang mana bersifat magnetik dan kurang tahan terhadap korosi dibandingan grade seri 300.
Secara umum stainless steel akan keras jika mendapat perlakuan cold working. Ya, termasuk jika kita mengolahnya untuk coiling dan wire wrapping dimana semakin di uwer-uwer dia akan semakin keras. Apakah bisa di annealing untuk melunakkannya? YA dan TIDAK. Tergantung jenisnya. Saya ngga paham sampai detail sekali mengenai aneka jenis kawat seri 400 tapi kalau mau mendownload guideline ada di sini: file pdf guidelines penggunaan stainless steel.
tabel_korosif_logam
Urutan logam dari yang paling korosif (magnesium) sampai yang paling tahan korosi (emas).
b. MONEL
adalah alloy campuran Nickel (biasanya 2/3 bagian atau sampai 70%) dengan Tembaga (1/3 bagian) yang ditemukan pada tahun 1901 oleh Robert Crooks Stanley dari International Nickel Co.. Monel sebenarnya adalah nama trademark milik Special Metals Corporation. Monel sangat kuat, tahan terhadap air asin dan suhu tinggi. Jenis-jenis monel ada Alloy 400, Alloy 401, Alloy R-405, Alloy 450, Alloy K-500, Monel 404 Copper-Nickel Alloy.
Pada tahun 1950 an penggunaan monel mulai banyak digantikan dengan stainless steel karena mempunyai sifat-sifat yang mirip dengan monel namun harganya lebih murah (karena stainless steel lebih sedikit mengandung nickel – mengapa harga nickel mahal baca di sini: Pengaruh Harga Nickel ).
Jika diletakkan bersebelahan, dengan mata telanjang sulit membedakan kawat stainless steel dengan kawat monel. Namun jika digunakan, kawat monel terasa lebih lunak, tidak mudah putus dan tidak mudah kusut meskipun digulung atau ditekuk berkali-kali. Salah satu cara untuk membedakan kawat monel dengan kawat stainless steel (tanpa label) adalah dengan menempelkan ujung kawat pada gerinda yang sedang berputar, dimana kawat stainless steel akan mengeluarkan pijar api sedangkan kawat monel tidak (itu sebabnya kawat monel lebih disukai sebagai safety wire untuk pesawat).
c. SURGICAL STEEL WIRE atau kawat bedah
biasanya digunakan untuk membuat tusukan/gagang anting, terbuat dari stainless steel 316. DENTAL WIRES mencakup kawat surgical steel, kawat alloy NiTi (Nickel-Titanium) dan kawat Titanium (Nickel-free). Untuk orang yang alergi terhadap logam nickel, pastikan menggunakan kawat Titanium.
sumber : http://www.kaskus.co.id/thread/51b85fa47c1243b442000009/jenis-jenis-logam-untuk-perhiasan
1. STERLING SILVER, FINE SILVER, ARGENTUM SILVER dan GERMAN SILVERPERAK atau SILVER, jaman dahulu dikenal sebagai ARGENTUM. Percaya atau tidak, suatu masa di jaman kuno dulu perak pernah dinilai lebih berharga daripada emas, karena lebih jarang ditemukan. Sifat perak murni sama dengan emas murni, yaitu terlalu lunak untuk langsung dipergunakan, oleh sebab itu perlu dicampur terlebih dahulu dengan logam lain (dibuat alloy). Biasanya, logam yang menjadi pilihan untuk mencampurnya adalah COPPER (tembaga) karena sifatnya yang dapat mengeraskan perak tanpa mempengaruhi karakteristik kilau perak.
a. STERLING SILVER
merupakan alloy yang paling umum digunakan dalam pembuatan perhiasan. Terbuat dari Perak murni seberat 92.5% yang dicampur dengan logam lain seberat 7.5% (biasanya Tembaga) atau disebut mempunyai millesimal fineness 925. Untuk membuat 100 gram kawat Perak, biasanya saya membeli bijih perak murni yang kemudian dicampur Tembaga dengan perbandingan 98 gram Perak + 2 gram Tembaga sehingga menjadi Perak berkadar millesimal fineness 980.
b. FINE SILVER atau disebut juga PURE SILVER (Perak Murni)
mempunyai kadar Perak 99,9%. Perlu saya tegaskan bahwa tidak ada yang namanya Perak Murni 100% karena pasti ada jejak-jejak ketidakmurnian yang berasal dari logam lain yang tidak mungkin bisa dihilangkan. Dengan demikian FINE SILVER merupakan jenis Perak terbaik dengan kadar millesimal fineness 999. Biasanya dijual dalam bentuk Perak batangan dan jarang dipergunakan untuk membuat perhiasan karena terlalu lunak.
c. ARGENTUM SILVER
merupakan alloy Perak modern yang terbuat dari campuran (92.5% Perak) dengan (7.5% Tembaga + Metalloid Germanium). Pengurangan kadar Tembaga dengan mencampurkan Metalloid Germanium membuat jenis perak ini lebih tahan terhadap tarnish. Argentum Silver dianggap tetap tergolong ke dalam Sterling Silver karena kadar Peraknya tetap 92.5%.
d. GERMAN SILVER atau NICKEL SILVER
sebetulnya merupakan istilah yang menyesatkan konsumen karena sama sekali tidak mengandung SILVER. German silver adalah alloy campuran COPPER, ZINC dan NICKEL. Nama lain yang mirip adalah ALPACA, yang sama dengan german silver namun mengandung tambahan logam TIN. Nama lain yang juga menyesatkan adalah TIBETAN SILVER, yang mana biasanya juga tidak mengandung silver sama sekali. Tentang tibetan silver baca di Wiki: Tibetan Silver.
Perawatan perhiasan Perak: Seiring waktu dan penggunaan sehari-hari, perhiasan perak dapat berubah menjadi kehitaman (untuk perhiasan perak yang non oksidasi) dan hilang kilaunya. Sebetulnya untuk perhiasan perak semakin sering dipakai semakin baik, asal dijauhkan dari bahan-bahan kimia semisal Bayclin. Namun demikian sulphur di lingkungan kita juga dapat membuat perhiasan perak menjadi kehitaman. Perhiasan perak dapat dicuci dengan air sabun hangat dan digosok dengan sikat gigi halus. Saat tidak dipergunakan, simpan perhiasan perak terbungkus kain atau masukkan ke dalam kotaknya. Sesekali bersihkan menggunakan kain polish atau cairan pembersih perak.
2. GOLD FILLED dan GOLD PLATED
a. GOLD FILLED berbeda dengan GOLD PLATED.
Pengertian GOLD FILLED yaitu terbuat dari logam (biasanya alloy Brass/Kuningan) sebagai core atau inti yang kemudian di “bonded/fused/welded” dengan Emas (biasanya berkadar 10 karat – 18 karat). Jadi emas seolah-olah menyatu dengan logam intinya, bukan sekedar melapisinya seperti sebuah lapisan tipis seperti pada GOLD PLATED. Di Amerika, label GOLD FILLED dan diikuti kadar karatnya (misal 14K GF) harus sudah memenuhi standar peraturan yang ditetapkan oleh Federal Trade Commission (FTC). GOLD FILLED jauh lebih baik dibandingkan GOLD PLATED karena mengandung lebih banyak emas (100 kali sampai 100.000 kali lebih tebal emasnya dibanding GOLD PLATED) dan tidak mengelupas saat ditekuk atau di pukul dengan palu. Dengan pemakaian normal dia juga tahan bertahun-tahun tidak akan mengalami tarnish, dan biasanya dapat dipakai oleh orang-orang yang berkulit sensitif yang mudah alergi terhadap logam non Emas.
b. GOLD PLATED
Terbuat dari logam semisal Tembaga dan Perak yang diberi lapisan tipis emas melalui proses electroplating. Lapisan emasnya lebih mudah luntur dibandingkan GOLD FILLED dan harganya juga lebih murah.
Perawatan perhiasan GOLD FILLED: Jika dirawat dengan baik maka perhiasan GOLD FILLED bisa bertahan for a life time. Sama halnya dengan cara merawat perhiasan perak, jauhkan perhiasan GOLD FILLED dari bahan-bahan kimia semisal Bayclin, dll. Pembersihannya bisa dengan menggunakan air sabun hangat atau kain polish, atau dibersihkan di toko emas langganan. Jangan digosok terlalu keras saat pembersihan.
3. COPPER
Copper atau Tembaga merupakan jenis logam tertua yang dipergunakan oleh manusia yang hingga sekarang masih luas dipergunakan. Tembaga merupakan penghantar panas dan listrik yang sangat baik. Tembaga mudah dibentuk, dikombinasikan dengan berbagai elemen lain dan diolah menjadi bermacam-macam alloy. Aslinya, tembaga yang terkena udara lembab atau sering dipakai setelah beberapa waktu akan berubah warna menjadi kehijauan. Jaman dulu, lapisan kehijauan pada Tembaga ini disebut VERDIGRIS, asal katanya dari “VERT-DE-GRICE” sebuah frase bahasa Perancis kuno yang berarti “Green of Greece”. Untuk perhiasan, setelah beberapa lama perhiasan Tembaga akan menjadi suram dan mungkin akan meninggalkan jejak warna kehijauan pada kulit. Perhiasan-perhiasan tembaga yang saya buat biasanya sudah saya oksidasi menjadi antik kehitaman, atau saya patina (warnai) menjadi bermacam-macam warna kemudian masih dilapis lagi dengan wax khusus yang biasa dipergunakan oleh museum sehingga lebih tahan lama.
Perawatan perhiasan Tembaga: Apabila setelah sekian lama perhiasan tembaga anda mulai suram maka untuk membuatnya kemilau kembali dapat menggunakan cairan pemoles tembaga atau cukup direndam selama beberapa saat menggunakan bahan asam semisal cairan jeruk atau saos tomat. Untuk bagian-bagian yang berlekuk atau terdapat gulungan kawat, bersihkan dengan digosok sikat gigi halus kemudian bilas air hingga bersih. Apabila terdapat batu-batu atau gemstones pada perhiasan Tembaga, usahakan tidak terkena cairan asam. Saat sedang tidak dipakai bersihkan perhiasan tembaga dengan lap lembut dan simpan rapat di dalam plastik atau kotaknya.
wax_tembaga_kuningan
wax yg biasa dipergunakan oleh museum untuk melindungi permukaan lukisan, patung, kertas bersejarah, dll.
4. Kawat BRASS
BRASS atau Kuningan merupakan alloy yang terbuat dari campuran Tembaga dengan Zinc. BRONZE berbeda dengan BRASS, yaitu terbuat dari campuran 10-20% Tin dengan Tembaga. Sama dengan perhiasan Tembaga, perhiasan BRASS setelah beberapa lama dapat berubah warna (tarnish). Perhiasan-perhiasan kuningan yang saya buat biasanya sudah saya oksidasi menjadi antik kehitaman, atau saya patina (warnai) menjadi bermacam-macam warna kemudian masih dilapis lagi dengan wax khusus yang biasa dipergunakan oleh museum sehingga lebih tahan lama.
Perawatan perhiasan Kuningan: Apabila setelah sekian lama perhiasan kuningan anda mulai suram maka untuk membuatnya kemilau kembali dapat menggunakan cairan pemoles kuningan atau cukup direndam selama beberapa saat menggunakan bahan asam semisal cairan jeruk atau saos tomat. Untuk bagian-bagian yang berlekuk atau terdapat gulungan kawat, bersihkan dengan digosok sikat gigi halus kemudian bilas air hingga bersih. Apabila terdapat batu-batu atau gemstones pada perhiasan kuningan, usahakan tidak terkena cairan asam. Saat sedang tidak dipakai bersihkan perhiasan kuningan dengan lap lembut dan simpan rapat di dalam plastik atau kotaknya.
5. STAINLESS STEEL, MONEL dan SURGICAL/DENTAL
a. STAINLESS STEEL
merupakan alloy campuran Chromium (sedikitnya 10.5% atau biasanya 18%), Nickel (8%), Carbon (max 0.08%) dan logam-logam lain. Jenis logam Stainless steel yang sering kita jumpai sehari-hari di rumah tangga adalah Stainless steel 304 yang tahan terhadap bahan-bahan asam penyebab oksidasi maupun bahan-bahan penyebab korosi biasa. Pada kondisi tertentu, stainless steel 304 dapat mengalami TARNISH. Nah untuk kondisi-kondisi yang menginginkan daya tahan korosi lebih tinggi biasanya mempergunakan stainless steel 316 yang lebih tahan terhadap korosi dibandingkan stainless steel 304. Pada stainless steel 316 ditambahkan Molybdenum (3%) dan kadar Nickel-nya juga dinaikkan (10-14%) sehingga lebih tahan terhadap bahan-bahan kimia industri yang korosif. Untuk perhiasan biasanya yang dipergunakan adalah jenis stainless steel 316, namun perhatikan untuk orang yg sensitif terhadap Nickel sebaiknya menggunakan yang jenis grade seri 400.
Akan panjang pembahasannya jika kita akan mengulas jenis-jenis stainless steel yang sangat banyak, namun secara umum dikenal jenis stainless steel 18/8, 18/10 dan 18/0. Angka pertama menunjukkan kadar Chromium, angka kedua menunjukkan kadar Nickel. Semakin tinggi angkanya, semakin tahan terhadap korosi. Jenis 18/8 (mengandung 18% Chromium dan 8% Nickel) serta jenis 18/10 (mengandung 18% Chromium dan 10% Nickel) masuk dalam kategori grade “stainless steel seri 300″ yang bersifat non magnetik. Jenis 18/0 (mengandung 18% Chromium dan tidak mengandung Nickel) masuk dalam kategori grade “stainless steel seri 400″ yang mana bersifat magnetik dan kurang tahan terhadap korosi dibandingan grade seri 300.
Secara umum stainless steel akan keras jika mendapat perlakuan cold working. Ya, termasuk jika kita mengolahnya untuk coiling dan wire wrapping dimana semakin di uwer-uwer dia akan semakin keras. Apakah bisa di annealing untuk melunakkannya? YA dan TIDAK. Tergantung jenisnya. Saya ngga paham sampai detail sekali mengenai aneka jenis kawat seri 400 tapi kalau mau mendownload guideline ada di sini: file pdf guidelines penggunaan stainless steel.
tabel_korosif_logam
Urutan logam dari yang paling korosif (magnesium) sampai yang paling tahan korosi (emas).
b. MONEL
adalah alloy campuran Nickel (biasanya 2/3 bagian atau sampai 70%) dengan Tembaga (1/3 bagian) yang ditemukan pada tahun 1901 oleh Robert Crooks Stanley dari International Nickel Co.. Monel sebenarnya adalah nama trademark milik Special Metals Corporation. Monel sangat kuat, tahan terhadap air asin dan suhu tinggi. Jenis-jenis monel ada Alloy 400, Alloy 401, Alloy R-405, Alloy 450, Alloy K-500, Monel 404 Copper-Nickel Alloy.
Pada tahun 1950 an penggunaan monel mulai banyak digantikan dengan stainless steel karena mempunyai sifat-sifat yang mirip dengan monel namun harganya lebih murah (karena stainless steel lebih sedikit mengandung nickel – mengapa harga nickel mahal baca di sini: Pengaruh Harga Nickel ).
Jika diletakkan bersebelahan, dengan mata telanjang sulit membedakan kawat stainless steel dengan kawat monel. Namun jika digunakan, kawat monel terasa lebih lunak, tidak mudah putus dan tidak mudah kusut meskipun digulung atau ditekuk berkali-kali. Salah satu cara untuk membedakan kawat monel dengan kawat stainless steel (tanpa label) adalah dengan menempelkan ujung kawat pada gerinda yang sedang berputar, dimana kawat stainless steel akan mengeluarkan pijar api sedangkan kawat monel tidak (itu sebabnya kawat monel lebih disukai sebagai safety wire untuk pesawat).
c. SURGICAL STEEL WIRE atau kawat bedah
biasanya digunakan untuk membuat tusukan/gagang anting, terbuat dari stainless steel 316. DENTAL WIRES mencakup kawat surgical steel, kawat alloy NiTi (Nickel-Titanium) dan kawat Titanium (Nickel-free). Untuk orang yang alergi terhadap logam nickel, pastikan menggunakan kawat Titanium.
sumber : http://www.kaskus.co.id/thread/51b85fa47c1243b442000009/jenis-jenis-logam-untuk-perhiasan
PERAK atau SILVER, jaman dahulu dikenal sebagai ARGENTUM. Percaya atau tidak, suatu masa di jaman kuno dulu perak pernah dinilai lebih berharga daripada emas, karena lebih jarang ditemukan. Sifat perak murni sama dengan emas murni, yaitu terlalu lunak untuk langsung dipergunakan, oleh sebab itu perlu dicampur terlebih dahulu dengan logam lain (dibuat alloy). Biasanya, logam yang menjadi pilihan untuk mencampurnya adalah COPPER (tembaga) karena sifatnya yang dapat mengeraskan perak tanpa mempengaruhi karakteristik kilau perak.
a. STERLING SILVER
merupakan alloy yang paling umum digunakan dalam pembuatan perhiasan. Terbuat dari Perak murni seberat 92.5% yang dicampur dengan logam lain seberat 7.5% (biasanya Tembaga) atau disebut mempunyai millesimal fineness 925. Untuk membuat 100 gram kawat Perak, biasanya saya membeli bijih perak murni yang kemudian dicampur Tembaga dengan perbandingan 98 gram Perak + 2 gram Tembaga sehingga menjadi Perak berkadar millesimal fineness 980.
b. FINE SILVER atau disebut juga PURE SILVER (Perak Murni)
mempunyai kadar Perak 99,9%. Perlu saya tegaskan bahwa tidak ada yang namanya Perak Murni 100% karena pasti ada jejak-jejak ketidakmurnian yang berasal dari logam lain yang tidak mungkin bisa dihilangkan. Dengan demikian FINE SILVER merupakan jenis Perak terbaik dengan kadar millesimal fineness 999. Biasanya dijual dalam bentuk Perak batangan dan jarang dipergunakan untuk membuat perhiasan karena terlalu lunak.
c. ARGENTUM SILVER
merupakan alloy Perak modern yang terbuat dari campuran (92.5% Perak) dengan (7.5% Tembaga + Metalloid Germanium). Pengurangan kadar Tembaga dengan mencampurkan Metalloid Germanium membuat jenis perak ini lebih tahan terhadap tarnish. Argentum Silver dianggap tetap tergolong ke dalam Sterling Silver karena kadar Peraknya tetap 92.5%.
d. GERMAN SILVER atau NICKEL SILVER
sebetulnya merupakan istilah yang menyesatkan konsumen karena sama sekali tidak mengandung SILVER. German silver adalah alloy campuran COPPER, ZINC dan NICKEL. Nama lain yang mirip adalah ALPACA, yang sama dengan german silver namun mengandung tambahan logam TIN. Nama lain yang juga menyesatkan adalah TIBETAN SILVER, yang mana biasanya juga tidak mengandung silver sama sekali. Tentang tibetan silver baca di Wiki: Tibetan Silver.
Perawatan perhiasan Perak: Seiring waktu dan penggunaan sehari-hari, perhiasan perak dapat berubah menjadi kehitaman (untuk perhiasan perak yang non oksidasi) dan hilang kilaunya. Sebetulnya untuk perhiasan perak semakin sering dipakai semakin baik, asal dijauhkan dari bahan-bahan kimia semisal Bayclin. Namun demikian sulphur di lingkungan kita juga dapat membuat perhiasan perak menjadi kehitaman. Perhiasan perak dapat dicuci dengan air sabun hangat dan digosok dengan sikat gigi halus. Saat tidak dipergunakan, simpan perhiasan perak terbungkus kain atau masukkan ke dalam kotaknya. Sesekali bersihkan menggunakan kain polish atau cairan pembersih perak.
2. GOLD FILLED dan GOLD PLATED
a. GOLD FILLED berbeda dengan GOLD PLATED.
Pengertian GOLD FILLED yaitu terbuat dari logam (biasanya alloy Brass/Kuningan) sebagai core atau inti yang kemudian di “bonded/fused/welded” dengan Emas (biasanya berkadar 10 karat – 18 karat). Jadi emas seolah-olah menyatu dengan logam intinya, bukan sekedar melapisinya seperti sebuah lapisan tipis seperti pada GOLD PLATED. Di Amerika, label GOLD FILLED dan diikuti kadar karatnya (misal 14K GF) harus sudah memenuhi standar peraturan yang ditetapkan oleh Federal Trade Commission (FTC). GOLD FILLED jauh lebih baik dibandingkan GOLD PLATED karena mengandung lebih banyak emas (100 kali sampai 100.000 kali lebih tebal emasnya dibanding GOLD PLATED) dan tidak mengelupas saat ditekuk atau di pukul dengan palu. Dengan pemakaian normal dia juga tahan bertahun-tahun tidak akan mengalami tarnish, dan biasanya dapat dipakai oleh orang-orang yang berkulit sensitif yang mudah alergi terhadap logam non Emas.
b. GOLD PLATED
Terbuat dari logam semisal Tembaga dan Perak yang diberi lapisan tipis emas melalui proses electroplating. Lapisan emasnya lebih mudah luntur dibandingkan GOLD FILLED dan harganya juga lebih murah.
Perawatan perhiasan GOLD FILLED: Jika dirawat dengan baik maka perhiasan GOLD FILLED bisa bertahan for a life time. Sama halnya dengan cara merawat perhiasan perak, jauhkan perhiasan GOLD FILLED dari bahan-bahan kimia semisal Bayclin, dll. Pembersihannya bisa dengan menggunakan air sabun hangat atau kain polish, atau dibersihkan di toko emas langganan. Jangan digosok terlalu keras saat pembersihan.
3. COPPER
Copper atau Tembaga merupakan jenis logam tertua yang dipergunakan oleh manusia yang hingga sekarang masih luas dipergunakan. Tembaga merupakan penghantar panas dan listrik yang sangat baik. Tembaga mudah dibentuk, dikombinasikan dengan berbagai elemen lain dan diolah menjadi bermacam-macam alloy. Aslinya, tembaga yang terkena udara lembab atau sering dipakai setelah beberapa waktu akan berubah warna menjadi kehijauan. Jaman dulu, lapisan kehijauan pada Tembaga ini disebut VERDIGRIS, asal katanya dari “VERT-DE-GRICE” sebuah frase bahasa Perancis kuno yang berarti “Green of Greece”. Untuk perhiasan, setelah beberapa lama perhiasan Tembaga akan menjadi suram dan mungkin akan meninggalkan jejak warna kehijauan pada kulit. Perhiasan-perhiasan tembaga yang saya buat biasanya sudah saya oksidasi menjadi antik kehitaman, atau saya patina (warnai) menjadi bermacam-macam warna kemudian masih dilapis lagi dengan wax khusus yang biasa dipergunakan oleh museum sehingga lebih tahan lama.
Perawatan perhiasan Tembaga: Apabila setelah sekian lama perhiasan tembaga anda mulai suram maka untuk membuatnya kemilau kembali dapat menggunakan cairan pemoles tembaga atau cukup direndam selama beberapa saat menggunakan bahan asam semisal cairan jeruk atau saos tomat. Untuk bagian-bagian yang berlekuk atau terdapat gulungan kawat, bersihkan dengan digosok sikat gigi halus kemudian bilas air hingga bersih. Apabila terdapat batu-batu atau gemstones pada perhiasan Tembaga, usahakan tidak terkena cairan asam. Saat sedang tidak dipakai bersihkan perhiasan tembaga dengan lap lembut dan simpan rapat di dalam plastik atau kotaknya.
wax_tembaga_kuningan
wax yg biasa dipergunakan oleh museum untuk melindungi permukaan lukisan, patung, kertas bersejarah, dll.
4. Kawat BRASS
BRASS atau Kuningan merupakan alloy yang terbuat dari campuran Tembaga dengan Zinc. BRONZE berbeda dengan BRASS, yaitu terbuat dari campuran 10-20% Tin dengan Tembaga. Sama dengan perhiasan Tembaga, perhiasan BRASS setelah beberapa lama dapat berubah warna (tarnish). Perhiasan-perhiasan kuningan yang saya buat biasanya sudah saya oksidasi menjadi antik kehitaman, atau saya patina (warnai) menjadi bermacam-macam warna kemudian masih dilapis lagi dengan wax khusus yang biasa dipergunakan oleh museum sehingga lebih tahan lama.
Perawatan perhiasan Kuningan: Apabila setelah sekian lama perhiasan kuningan anda mulai suram maka untuk membuatnya kemilau kembali dapat menggunakan cairan pemoles kuningan atau cukup direndam selama beberapa saat menggunakan bahan asam semisal cairan jeruk atau saos tomat. Untuk bagian-bagian yang berlekuk atau terdapat gulungan kawat, bersihkan dengan digosok sikat gigi halus kemudian bilas air hingga bersih. Apabila terdapat batu-batu atau gemstones pada perhiasan kuningan, usahakan tidak terkena cairan asam. Saat sedang tidak dipakai bersihkan perhiasan kuningan dengan lap lembut dan simpan rapat di dalam plastik atau kotaknya.
5. STAINLESS STEEL, MONEL dan SURGICAL/DENTAL
a. STAINLESS STEEL
merupakan alloy campuran Chromium (sedikitnya 10.5% atau biasanya 18%), Nickel (8%), Carbon (max 0.08%) dan logam-logam lain. Jenis logam Stainless steel yang sering kita jumpai sehari-hari di rumah tangga adalah Stainless steel 304 yang tahan terhadap bahan-bahan asam penyebab oksidasi maupun bahan-bahan penyebab korosi biasa. Pada kondisi tertentu, stainless steel 304 dapat mengalami TARNISH. Nah untuk kondisi-kondisi yang menginginkan daya tahan korosi lebih tinggi biasanya mempergunakan stainless steel 316 yang lebih tahan terhadap korosi dibandingkan stainless steel 304. Pada stainless steel 316 ditambahkan Molybdenum (3%) dan kadar Nickel-nya juga dinaikkan (10-14%) sehingga lebih tahan terhadap bahan-bahan kimia industri yang korosif. Untuk perhiasan biasanya yang dipergunakan adalah jenis stainless steel 316, namun perhatikan untuk orang yg sensitif terhadap Nickel sebaiknya menggunakan yang jenis grade seri 400.
Akan panjang pembahasannya jika kita akan mengulas jenis-jenis stainless steel yang sangat banyak, namun secara umum dikenal jenis stainless steel 18/8, 18/10 dan 18/0. Angka pertama menunjukkan kadar Chromium, angka kedua menunjukkan kadar Nickel. Semakin tinggi angkanya, semakin tahan terhadap korosi. Jenis 18/8 (mengandung 18% Chromium dan 8% Nickel) serta jenis 18/10 (mengandung 18% Chromium dan 10% Nickel) masuk dalam kategori grade “stainless steel seri 300″ yang bersifat non magnetik. Jenis 18/0 (mengandung 18% Chromium dan tidak mengandung Nickel) masuk dalam kategori grade “stainless steel seri 400″ yang mana bersifat magnetik dan kurang tahan terhadap korosi dibandingan grade seri 300.
Secara umum stainless steel akan keras jika mendapat perlakuan cold working. Ya, termasuk jika kita mengolahnya untuk coiling dan wire wrapping dimana semakin di uwer-uwer dia akan semakin keras. Apakah bisa di annealing untuk melunakkannya? YA dan TIDAK. Tergantung jenisnya. Saya ngga paham sampai detail sekali mengenai aneka jenis kawat seri 400 tapi kalau mau mendownload guideline ada di sini: file pdf guidelines penggunaan stainless steel.
tabel_korosif_logam
Urutan logam dari yang paling korosif (magnesium) sampai yang paling tahan korosi (emas).
b. MONEL
adalah alloy campuran Nickel (biasanya 2/3 bagian atau sampai 70%) dengan Tembaga (1/3 bagian) yang ditemukan pada tahun 1901 oleh Robert Crooks Stanley dari International Nickel Co.. Monel sebenarnya adalah nama trademark milik Special Metals Corporation. Monel sangat kuat, tahan terhadap air asin dan suhu tinggi. Jenis-jenis monel ada Alloy 400, Alloy 401, Alloy R-405, Alloy 450, Alloy K-500, Monel 404 Copper-Nickel Alloy.
Pada tahun 1950 an penggunaan monel mulai banyak digantikan dengan stainless steel karena mempunyai sifat-sifat yang mirip dengan monel namun harganya lebih murah (karena stainless steel lebih sedikit mengandung nickel – mengapa harga nickel mahal baca di sini: Pengaruh Harga Nickel ).
Jika diletakkan bersebelahan, dengan mata telanjang sulit membedakan kawat stainless steel dengan kawat monel. Namun jika digunakan, kawat monel terasa lebih lunak, tidak mudah putus dan tidak mudah kusut meskipun digulung atau ditekuk berkali-kali. Salah satu cara untuk membedakan kawat monel dengan kawat stainless steel (tanpa label) adalah dengan menempelkan ujung kawat pada gerinda yang sedang berputar, dimana kawat stainless steel akan mengeluarkan pijar api sedangkan kawat monel tidak (itu sebabnya kawat monel lebih disukai sebagai safety wire untuk pesawat).
c. SURGICAL STEEL WIRE atau kawat bedah
biasanya digunakan untuk membuat tusukan/gagang anting, terbuat dari stainless steel 316. DENTAL WIRES mencakup kawat surgical steel, kawat alloy NiTi (Nickel-Titanium) dan kawat Titanium (Nickel-free). Untuk orang yang alergi terhadap logam nickel, pastikan menggunakan kawat Titanium.
sumber : http://www.kaskus.co.id/thread/51b85fa47c1243b442000009/jenis-jenis-logam-untuk-perhiasan
CXM 3D
CXM-3D-66 3D Rapid Prototyping Machine
Power: AC220V/AC110V(optional)
Rate: 650W
Frequency: 50HZ/60HZ
Molding Size: 60*64*90
Molding Meterial: CYX-001-2-4 (Foundry Resin)
Collimation: 0.01~0.1(mm)
Data Interface: SLC
CXM-3D-150 UV Scanning Prototyping Machine
Power: AC220V/AC110V 50Hz/60Hz
Rate: 800W
Type: UV solid cold light source
Scanning Speed: 0 ~ 2800 mm/s
Data Interface: SLC
Temperature: 22~25 degress
Molding Size: 150*150*100mm / 150*150*200mm
Collimation: 0.01~0.1(mm)
Controlling software: CYX controuer
Computing System: Windows 7 / windows xp
LED Operating Life: >10000h
Machine Size:520*600*1200 (mm)
CXM-3D-66 3D Rapid Prototyping Machine
Power: AC220V/AC110V(optional)
Rate: 650W
Frequency: 50HZ/60HZ
Molding Size: 60*64*90
Molding Meterial: CYX-001-2-4 (Foundry Resin)
Collimation: 0.01~0.1(mm)
Data Interface: SLC
CXM-3D-150 UV Scanning Prototyping Machine
Power: AC220V/AC110V 50Hz/60Hz
Rate: 800W
Type: UV solid cold light source
Scanning Speed: 0 ~ 2800 mm/s
Data Interface: SLC
Temperature: 22~25 degress
Molding Size: 150*150*100mm / 150*150*200mm
Collimation: 0.01~0.1(mm)
Controlling software: CYX controuer
Computing System: Windows 7 / windows xp
LED Operating Life: >10000h
Machine Size:520*600*1200 (mm)
DASAR-DASAR ELECTROPLATING UNTUK PERHIASAN
Electroplating, secara sederhana dapat di artikan sebagai proses pelapisan logam, dengan menggunakan bantuan arus listrik dan senyawa kimia tertentu guna memindahkan partikel logam pelapis ke material logam yang hendak dilapis.
Dalam dunia industry, electroplating digunakan untuk menghasilkan sifat logam yang lebih menguntungkan daripada logam aslinya(logam saat sebelum di plating dengan sesudah plating) yang di kenal dengan 3 aspek penting dari electroplating yakni meningkatkan sifat teknis/ mekanis,melindungi logam dari korosi dan memperindah tampilan, tapi dalam tulisan kali ini saya jabarkan menjadi setidak-tidaknya lima manfaat eletroplating:
- Asfek mekanis
- Melindungi logam dari korosi
- Asfek ekonomi
- Asfek kesehatan
- Asfek decorative
Untuk melengkapi tulisan, saya akan mulai electroplating yang paling sederhana. Dan material yang di pilih adalah perak.
Kenapa perak?
Logam yang menurut saya relative murah, sehinggga pembaca kalau mau coba-coba mempraktikan tidak terlalu khawatir resiko gagal dengan biaya tinggi. kalau gagal Kita hanya setidaknya buang duit sekitar 10 000 (untuk perak 1 gram dan portas) dan tenaga. Kalau satu gram emas sekarang diangka 400 000/gram kalau rhodium hampir 5 juta (dulu pernah bisa 8 jt s.d 9 jt). Bayangkan pembaca melakukan percobaan campuran rhodium sendiri dengan mengikuti langkah-langkah di blog saya dan terjadi kekeliruan. Bisa berupa kesalahan pembaca sendiri yang melakukan salah penapsiran kata. Atau saya sendiri yang tidak sengaja melewatkan detail tulisan plating rhodium. Maka di pastikan ongkos kerugiannya bisa sangat mahal.
Seberapa penting plating perak?
Plating perak selain resiko gagal dengan biaya rendah, dasar dari semua dasar ilmu plating perhiasan awalnya dari perak dulu. Karena murah dan mudah sangat cocok untuk yang pertama kali belajar.
Selain itu, Sedikit sekali zat kimia yang mesti terlibat di bandingkan emas yang harus pake obat sepuh I obat sepuh II, pelembut, obat merah,”mecin”dan lainnya. Penggunaan plating perak Ada kalanya di pake juga untuk perhiasan emas dengan kondisi perhiasan banyak noda bercak akibat pencampuran logam tidak seimbang atau patri yang lumer. Untuk kondisi tersebut Sebaiknya di beri dasar warna perak dulu. Ibaratnya cat rumah, sebelum kita memberi warna yang hingar-bingar sebaiknya di beri cat dasar warna putih dulu baru kemudian warna yang lain meskipun tidak harus tapi kadang-kadang perlakuan tersebut di perlukan.
sumber : http://bengkel13-bengkelperhiasan.blogspot.com
Electroplating, secara sederhana dapat di artikan sebagai proses pelapisan logam, dengan menggunakan bantuan arus listrik dan senyawa kimia tertentu guna memindahkan partikel logam pelapis ke material logam yang hendak dilapis.
Dalam dunia industry, electroplating digunakan untuk menghasilkan sifat logam yang lebih menguntungkan daripada logam aslinya(logam saat sebelum di plating dengan sesudah plating) yang di kenal dengan 3 aspek penting dari electroplating yakni meningkatkan sifat teknis/ mekanis,melindungi logam dari korosi dan memperindah tampilan, tapi dalam tulisan kali ini saya jabarkan menjadi setidak-tidaknya lima manfaat eletroplating:
- Asfek mekanis
- Melindungi logam dari korosi
- Asfek ekonomi
- Asfek kesehatan
- Asfek decorative
Untuk melengkapi tulisan, saya akan mulai electroplating yang paling sederhana. Dan material yang di pilih adalah perak.
Kenapa perak?
Logam yang menurut saya relative murah, sehinggga pembaca kalau mau coba-coba mempraktikan tidak terlalu khawatir resiko gagal dengan biaya tinggi. kalau gagal Kita hanya setidaknya buang duit sekitar 10 000 (untuk perak 1 gram dan portas) dan tenaga. Kalau satu gram emas sekarang diangka 400 000/gram kalau rhodium hampir 5 juta (dulu pernah bisa 8 jt s.d 9 jt). Bayangkan pembaca melakukan percobaan campuran rhodium sendiri dengan mengikuti langkah-langkah di blog saya dan terjadi kekeliruan. Bisa berupa kesalahan pembaca sendiri yang melakukan salah penapsiran kata. Atau saya sendiri yang tidak sengaja melewatkan detail tulisan plating rhodium. Maka di pastikan ongkos kerugiannya bisa sangat mahal.
Seberapa penting plating perak?
Plating perak selain resiko gagal dengan biaya rendah, dasar dari semua dasar ilmu plating perhiasan awalnya dari perak dulu. Karena murah dan mudah sangat cocok untuk yang pertama kali belajar.
Selain itu, Sedikit sekali zat kimia yang mesti terlibat di bandingkan emas yang harus pake obat sepuh I obat sepuh II, pelembut, obat merah,”mecin”dan lainnya. Penggunaan plating perak Ada kalanya di pake juga untuk perhiasan emas dengan kondisi perhiasan banyak noda bercak akibat pencampuran logam tidak seimbang atau patri yang lumer. Untuk kondisi tersebut Sebaiknya di beri dasar warna perak dulu. Ibaratnya cat rumah, sebelum kita memberi warna yang hingar-bingar sebaiknya di beri cat dasar warna putih dulu baru kemudian warna yang lain meskipun tidak harus tapi kadang-kadang perlakuan tersebut di perlukan.
sumber : http://bengkel13-bengkelperhiasan.blogspot.com
Jewelry Casting - Cetak Perhiasan
Istilahnya sih pengecoran lost wax casting, karena bentuk perhiasan yang kita inginkan terlebih dahulu dibuat dari lilin yang nanti dilelehkan.
Secara umum prosesnya adalah sbb:
A. Model dibuat dalam bentuk lilin (wax)
a1. bentuk model dengan wax dari berbagai bentuk, fungsi dan tingkat kekerasan. rata-rata wax ini mulai mencair pada suhu 75 C. wax bisa dibeli dalam bentuk cincin/ silinder berongga (siap dipotong sesuai lebar cincin), batangan (bars & slices), kotak (tablets yang bisa diukir), kawat (wax wire assortments: round/ half round, bezel, square, bezel, triangle; wax wire spools), krim (disclosing wax), sticky wax untuk tambalan, wax yang larut dalam air (Sol-U-Carv wax) dan batang kecil (sprue), batang besar(tree, tempat beberapa bentuk wax ditempelkan)
a2. wax dibentuk sesuai perhiasan yang kita inginkan dengan berbagai alat: pisau, gergaji, pahat, spatula, bor hingga solder pen (mis: MasterTouch)
a3. jika bentuk yang hendak dicetak lebih dari satu, wax ditempelkan pada sprue dan sprue ditempelkan pada tree sebagai saluran logam mengalir nantinya
a4. Jika kita ingin meniru perhiasan yang sudah jadi, cetakan perhiasan bisa dibuat dari beberapa lembar karet silikon yang dipanaskan dengan vulcanizer hingga meniru bentuk perhiasan di dalamnya, lengkap dengan salurannya, kemudian di potong. Kemudian cetakan ini bisa diisi dengan wax cair melalui wax injector-vacuum, yang berfungsi untuk menyedot udara dalam cetakan dan memompa wax ke dalam. Hasil cetakan bisa mengering dalam waktu 10 detik. wax hasil cetakan ini kemudian bisa ditempelkan langsung pada wax tree.
a5. bentuk perhiasan bisa didisain dengan software 3D (matrix, 3D Max) dan dicetak dengan printer 3D, seperti: Solidscape, CNC milling
a6. tree ditempelkan pada landasan berupa lempengan besi bulat (sprue base) dan dilingkupi dengan flask (tong besi)
B. Bentuk ditiru dengan bantuan adonan bubuk gips (investment powder). Investment powder yang saya gunakan adalah satin cast 20 investment buatan KerrLab. Prosesnya sbb:
b1. bubuk ditimbang dan air diukur sesuai takaran
b2. bubuk yang ditambahkan ke dalam air
b3. aduk dengan mixer (mixer dapur juga boleh digunakan) dan vacuum selama 20 detik (salah satu produsennya adalah Grobet USA). Vacuum yang juga bisa bergetar berguna untuk menyedot gelembung udara ke permukaan sehingga tidak menyebabkan porositas dalam casting/ gips
b4. masukan ke dalam flask (tong besi tempat wax disusun), kemudian flask di-vacuum lagi.
b5. flask didiamkan selama 2 jam dan dipanaskan di dalam oven / furnace / kiln pada suhu 149 C. Tujuannya untuk memperkeras gips
C. Gips dipanaskan seperti memanaskan batu bata dan keramik, dimana wax meleleh melalui lubang
c1. copot dasar flask dan masukkan kembali kedalam furnace sesuai petunjuk teknis investment hingga suhu max 732C, agar gips benar-benar keras dan wax benar-benar mencair dan terbakar sempurna
c2. gips dipanaskan sempurna untuk menghindari: keretakan, logam tidak masuk hingga ke rongga terdalam, wax belum benar-benar terbakar, cetakan berpori, partikel asing masuk dalam cetakan, gips berpindah.
c4. Furnace yang digunakan sebaiknya bisa diprogram karena ada beberapa tingkatan suhu dalam membakar cetakan ini. Juga, sebaiknya dilengkapi dengan alat pengukur suhu built-in karena suhu yang berbeda menghasilkan kualitas yang berbeda juga. Furnace yang jadi referensi seperti: Kerr, Neytech.
D. Logam (emas, perak) dilebur dan dituangkan ke dalam cetakan gips yang telah mengeras
d1. sebaiknya logam dilebur hingga 150 C diatas titik leburnya. Misalnya, emas 18 k memiliki titik lebur hingga 943 C, maka emas ini sebaiknya dilebur hingga suhu 1093 C. Secara visual, logam akan membulat dan membentuk pinggiran yang melengkung, serta ada semacam bidang yang bergerak pada permukaan.
d2. logam segera dituang setelah dilebur dan pada saat casting baru dikeluarkan dari oven dalam suhu maksimalnya. perbedaan suhu yang tipis antara logam dan casting bisa menghindarkan keretakan pada casting.
d3. logam bisa dilebur dengan pompa (torch) berbahan bakar atau dilebur dengan alat listrik: electro-melt furnaces
d4. jika proses ini dilakukan dengan alat MixCast buatan CIMO itali (dimulai dengan kapasitas logam 1 kg), maka tingkat keberhasilannya bisa mencapai 80% (20% perhiasan pada tree akan rusak). Jika proses ini dibantu dengan induksi, maka tingkat keberhasilannya bisa mencapai 99%, seperti dengan alat: Indutherm buatan Jerman (dimulai dengan kapasitas logam 100 gr). Alasannya, proses induksi akan tetap memanaskan logam di dalam casting hingga secara sempurna mencapai rongga terjauh
E. Gips dihancurkan dengan air dan didapat perhiasan logam yang mirip dengan bentuk wax. Perhiasan kemudian di-polish
e1. gips ini pada dasarnya hancur di dalam air. Jika belum sempurna, perhiasan bisa dibersihkan dari gips dengan bantuan uap bertekanan (alatnya: steamer)
e2. kemudian perhiasan di-polish dengan berbagai alat, seperti: spindle polisher, bench polisher, multi-grinder, tumblers, magnetic machines, flexible shaft, kikir (files) dan kain.
sumber : http://theohaga.wordpress.com/
Istilahnya sih pengecoran lost wax casting, karena bentuk perhiasan yang kita inginkan terlebih dahulu dibuat dari lilin yang nanti dilelehkan.
Secara umum prosesnya adalah sbb:
A. Model dibuat dalam bentuk lilin (wax)
a1. bentuk model dengan wax dari berbagai bentuk, fungsi dan tingkat kekerasan. rata-rata wax ini mulai mencair pada suhu 75 C. wax bisa dibeli dalam bentuk cincin/ silinder berongga (siap dipotong sesuai lebar cincin), batangan (bars & slices), kotak (tablets yang bisa diukir), kawat (wax wire assortments: round/ half round, bezel, square, bezel, triangle; wax wire spools), krim (disclosing wax), sticky wax untuk tambalan, wax yang larut dalam air (Sol-U-Carv wax) dan batang kecil (sprue), batang besar(tree, tempat beberapa bentuk wax ditempelkan)
a2. wax dibentuk sesuai perhiasan yang kita inginkan dengan berbagai alat: pisau, gergaji, pahat, spatula, bor hingga solder pen (mis: MasterTouch)
a3. jika bentuk yang hendak dicetak lebih dari satu, wax ditempelkan pada sprue dan sprue ditempelkan pada tree sebagai saluran logam mengalir nantinya
a4. Jika kita ingin meniru perhiasan yang sudah jadi, cetakan perhiasan bisa dibuat dari beberapa lembar karet silikon yang dipanaskan dengan vulcanizer hingga meniru bentuk perhiasan di dalamnya, lengkap dengan salurannya, kemudian di potong. Kemudian cetakan ini bisa diisi dengan wax cair melalui wax injector-vacuum, yang berfungsi untuk menyedot udara dalam cetakan dan memompa wax ke dalam. Hasil cetakan bisa mengering dalam waktu 10 detik. wax hasil cetakan ini kemudian bisa ditempelkan langsung pada wax tree.
a5. bentuk perhiasan bisa didisain dengan software 3D (matrix, 3D Max) dan dicetak dengan printer 3D, seperti: Solidscape, CNC milling
a6. tree ditempelkan pada landasan berupa lempengan besi bulat (sprue base) dan dilingkupi dengan flask (tong besi)
B. Bentuk ditiru dengan bantuan adonan bubuk gips (investment powder). Investment powder yang saya gunakan adalah satin cast 20 investment buatan KerrLab. Prosesnya sbb:
b1. bubuk ditimbang dan air diukur sesuai takaran
b2. bubuk yang ditambahkan ke dalam air
b3. aduk dengan mixer (mixer dapur juga boleh digunakan) dan vacuum selama 20 detik (salah satu produsennya adalah Grobet USA). Vacuum yang juga bisa bergetar berguna untuk menyedot gelembung udara ke permukaan sehingga tidak menyebabkan porositas dalam casting/ gips
b4. masukan ke dalam flask (tong besi tempat wax disusun), kemudian flask di-vacuum lagi.
b5. flask didiamkan selama 2 jam dan dipanaskan di dalam oven / furnace / kiln pada suhu 149 C. Tujuannya untuk memperkeras gips
C. Gips dipanaskan seperti memanaskan batu bata dan keramik, dimana wax meleleh melalui lubang
c1. copot dasar flask dan masukkan kembali kedalam furnace sesuai petunjuk teknis investment hingga suhu max 732C, agar gips benar-benar keras dan wax benar-benar mencair dan terbakar sempurna
c2. gips dipanaskan sempurna untuk menghindari: keretakan, logam tidak masuk hingga ke rongga terdalam, wax belum benar-benar terbakar, cetakan berpori, partikel asing masuk dalam cetakan, gips berpindah.
c4. Furnace yang digunakan sebaiknya bisa diprogram karena ada beberapa tingkatan suhu dalam membakar cetakan ini. Juga, sebaiknya dilengkapi dengan alat pengukur suhu built-in karena suhu yang berbeda menghasilkan kualitas yang berbeda juga. Furnace yang jadi referensi seperti: Kerr, Neytech.
D. Logam (emas, perak) dilebur dan dituangkan ke dalam cetakan gips yang telah mengeras
d1. sebaiknya logam dilebur hingga 150 C diatas titik leburnya. Misalnya, emas 18 k memiliki titik lebur hingga 943 C, maka emas ini sebaiknya dilebur hingga suhu 1093 C. Secara visual, logam akan membulat dan membentuk pinggiran yang melengkung, serta ada semacam bidang yang bergerak pada permukaan.
d2. logam segera dituang setelah dilebur dan pada saat casting baru dikeluarkan dari oven dalam suhu maksimalnya. perbedaan suhu yang tipis antara logam dan casting bisa menghindarkan keretakan pada casting.
d3. logam bisa dilebur dengan pompa (torch) berbahan bakar atau dilebur dengan alat listrik: electro-melt furnaces
d4. jika proses ini dilakukan dengan alat MixCast buatan CIMO itali (dimulai dengan kapasitas logam 1 kg), maka tingkat keberhasilannya bisa mencapai 80% (20% perhiasan pada tree akan rusak). Jika proses ini dibantu dengan induksi, maka tingkat keberhasilannya bisa mencapai 99%, seperti dengan alat: Indutherm buatan Jerman (dimulai dengan kapasitas logam 100 gr). Alasannya, proses induksi akan tetap memanaskan logam di dalam casting hingga secara sempurna mencapai rongga terjauh
E. Gips dihancurkan dengan air dan didapat perhiasan logam yang mirip dengan bentuk wax. Perhiasan kemudian di-polish
e1. gips ini pada dasarnya hancur di dalam air. Jika belum sempurna, perhiasan bisa dibersihkan dari gips dengan bantuan uap bertekanan (alatnya: steamer)
e2. kemudian perhiasan di-polish dengan berbagai alat, seperti: spindle polisher, bench polisher, multi-grinder, tumblers, magnetic machines, flexible shaft, kikir (files) dan kain.
sumber : http://theohaga.wordpress.com/